Rabu, 22 Agustus 2012

Mendengarkan Pertimbangan


   Seringkali sulit ya kalo kita harus mendengarkan banyak pertimbangan dari orang lain. Either itu kata2 yg membangun atau yg menjatuhkan, kata2 dari orang tua, pacar, sahabat, saudara, rekan kerja, rekan sepermainan, dll. Sulit!

   Kecenderungan kita adalah 'hanya ingin-mendengarkan-kata2-yang-ingin-kita-dengar', hanya itu!

   Jadi, jika seseorang menegur atau memberi masukan atau nasehat kepada kita, kita cenderung sombong dan secara otomatis langsung membuat perlawanan untuk menepis apa yg disampaikan oleh orang lain (bahkan terkadang sebelum orang tsb mengeluarkan sepatah kata pun). Dan hal ini lama2 kelamaan akan membuat kita menjadi enggan untuk bertemu orang lain, terutama orang2 yg kita anggap tidak menghargai kita, atau pernah terlibat konflik dengan kita. Jika hal ini berulang kali terjadi, maka kita akan menarik diri dari pergaulan, dan lebih suka melakukan/ mengerjakan berbagai hal sendirian.

   Hal yg saya dapat dari sebuah renungan adalah, meskipun terkadang kita butuh waktu untuk sendiri, tp kita perlu berhati2 dengan kecenderungan menarik diri dari pergaulan. Dengan terus terang, penulis kitab Amsal mengungkapkan tabiat buruk di balik keinginan mengasingkan diri. Karena, orang yg menyendiri cenderung memikirkan dirinya sendiri. Kritik, maupun nasihat yang membangun pun ditanggapi dengan kemarahan. Lebih suka berdebat, dan mengungkapkan kekeselannya daripada mendengarkan orang lain.

Amsal 18:1&2
"Orang yang menyendiri, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan. Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya."

   Maka sebagai orang yg bijak (atau sdg belajar menjadi orang yg bijak), kita harus mau membuka diri untuk mendengarkan kata2 hikmat, meskipun terkadang hal tersebut disampaikan dalam bentuk teguran yg pedas sekalipun. Mendengarkan orang lain juga melatih kita untuk bersikap rendah hati.

   Kita jg belajar untuk mengesampingkan ego kita dalam mendengarkan pendapat orang lain. Jika hal yg disampaikan adalah hal2 yg tidak kita sukai, jangan langsung membantahnya, tapi dengarkan lebih banyak hal apa yang ingin ia sampaikan kepada kita. Kemudian kita telaah/renungkan baik2 apa yg disampaikannya sesuai dengan kenyataannya atau tidak (introspeksi). Karna dengan mendengarkan lebih banyak, kita jg akan belajar lebih banyak.



Selamat belajar mendengarkan :D 


Ams 18:12&15 "Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan; Hati orang berpengertian memperoleh pengetahuan, dan telinga orang bijak menuntut pengetahuan."